Bismillahirrahanirrahim…
Menjadi seorang Ibu Rumah Tangga sering kali di pandang sebelah mata, hanya sebagai profesi yang tidak menguntungkan kaum wanita. Urusan remeh temeh yang tak jauh dari “ dapur”, “sumur” dan “kasur” menjadi alasan para wanita enggan bahkan minder jika ditanya tentang pekerjaan. Apalagi bila wanita yang menjadi seorang ibu ini mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi, ada yang memandang kasihan karena setelah sekolah tinggi-tinggi ternyata “hanya” menjadi seorang Ibu Rumah Tangga.
Di luar dari itu semua, sebenarnya perlu kita sadari bahwa sebuah profesi yang sering di pandang sebelah mata ini bukan hanya sebuah profesi semata. Tapi, sebuah Fenomena kehidupan yang akan membentuk sebuah generasi Robbani. Tak ayal, seorang ibu dalam sebuah rumah tangga sangat berperan penting. Ia bagaikan pilar kekuatan dari kekokohan sebuah keluarga. Kebahagiaan di dalam rumah pun karena adanya peran seorang ibu yang memberikan kasih sayangnya dengan penuh ketulusan, tapi bisa jadi adanya konflik dalam rumah tangga karena kurangnya peran ibu.
Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya. Di tangan seorang ibu lah generasi tangguh yang cerdas dan berakhlak mulia memunculkan sebuah harapan untuk memimpin ummat ini di masa yang akan datang. Tanpa disadari, semenjak anak dalam kandungan, seorang ibu telah berperan penting. Menurut berbagai penelitian, bahwa janin sudah dapat merasakan perasaan ibunya baik ketika sedih maupun ketika bahagia. Janin juga sudah bisa mendengarkan, maka dari itu para peneliti menganjurkan semua ibu yang tengah mengandung untuk memperdengarkan musik klasik pada janin agar bisa merangsang perkembangan otak si calon bayi. Tapi tentu saja, kita sebagai seorang muslimah lebih baik memperdengarkan Lantunan ayat-ayat Al Quran ataupun kalimah Tayyibah, agar calon bayi kita mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala sejak dalam kandungan.
Betapa pentingnya peran ibu di masa sekarang ini karena mudahnya seorang anak terpengaruh oleh dunia luar. Seorang ibu harus mampu menjadi ibu dan sahabat bagi anak-anaknya, sehingga ia mampu menjaga dan mengontrol pergaulan anak-anaknya, menjadikan sebuah rumah yang nyaman dan kondusif. Mengarahkan anak untuk mengetahui aturan agama kita dan aturan hubungan bermasyarakat. Dan inilah awal dari sebuah kekokohan sebuah keluarga menjadi keluarga yang sakinah.
“Dan hendaklah takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (an-Nisa:9).
Ibu lah yang memperkenalkan Tuhannya untuk pertama kali pada anak-anaknya dengan memperkenalkan kalimah syahadat, lalu berlanjut dengan rukun islam dan iman. Disertai doa-doa pengantar makan, tidur ataupun doa-doa yang lain. Di sinilah kemuliaan seorang ibu untuk mencetak sebuah generasi yang mengenal Tuhannya dan membentuk keluarganya menjadi keluarha sakinah.
Kedekatan ibu dan anak semenjak interaksi dari melahirkan, menyusui sampai anak-anak menginjak dewasa, mengokohkan pentingnya peran ibu. Ketika mengajarkan anak pada pribadi mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, melatih anak cara berkomunikasi, bertanggung jawab serta menjadi seorang pemimpin yang bijak. Tugas-tugas seperti itulah yang akhirnya memuliakan seorang wanita dan inilah awal dari sebuah kekokohan sebuah keluarga menjadi keluarga yang sakinah.
Maka, pandangan sebelah mata pada fitrahnya wanita ketika menjadi seorang ibu, sebenarnya tak bisa dijadikan landasan bahwa menjadi seorang Ibu Rumah Tangga itu hanya sekedar “dapur”, “sumur”, dan “kasur”. Ada sebuah peran penting yang dilakukan seorang ibu untuk mendidik anak-anaknya, sehingga mereka kelak mampu menjadi penegak panji Islam. Dan tentu saja, kelak anak-anak sholeh lah yang akan mendoakan ibu bapaknya agar mendapatkan tempat terindah dari-Nya.
Semoga kita bisa membentuk keluarga kita menjadi keluarga sakinah yang berlandas Al Quran dan As Sunnah, terutama bisa mewujudkan anak-anak kita sebagai mujahid mujahidah yang akan menjadi tunas-tunas penegak panji Islam, sehingga kelak kita akan bertemu di Jannah-Nya. Aamiin.
Wallahua’lam bi Shawwab.
Sumber : Bukanmuslimahbiasa.com
0 comments:
Post a Comment